Rintisan dakwah dari para “mujahid dakwah” itulah yang kini membuahkan hasil. Baca Catatan Akhir Pekan (CAP) Adian ke-292
Oleh: Dr. Adian Husaini*
NAMA
lengkapnya Muhammad Zuhdi Safari. Sekarang, di kawasan Batumarta, dia
biasa dipanggil Mbah Safari. Usianya terbilang sudah sangat lanjut,
yakni 78 tahun. Mbah Safari dikaruniai 7 anak, 20 cucu, dan 1 cicit. Di
usianya yang setua itu, ia masih aktif mengajar. Di pesantren Luqmanul
Hakim, Mbah Safari mengajar Ilmu Tajwid dan Qishashul Anbiya. Berbagai
aktivitas pengajian juga masih terus dihadirinya.
Mbah Safari termasuk generasi awal para mujahid yang mengembangkan dakwah Islam di lokasi Transmigrasi Batumarta. Ia bertransmigrasi tahun 1976. Ketika itu, dia sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dan sudah menjadi guru selama 20 tahun di daerah Bumiayu, Jawa Tengah. Pendidikan formalnya ditempuh di SPG. Pernah juga mengambil D-1 Bahasa Indonesia dan selama tiga tahun kuliah di Perguruan Tinggi Dakwah Islam (cabang) Purwokerto. Perguruan Islam PTDI didirikan oleh Letjen TNI Purn Sudirman, ayah dari Basofi Sudirman, yang pernah manjabat Gubernur Jawa Timur.
“Sejak awal, niat saya bertransmigrasi, disamping untuk urusan ma’isyah, juga untuk dakwah,” kata Mbah Safari. Dunia dakwah bukan hal asing baginya. Selama aktif sebagai guru di daerah Bumiayu, Safari juga sudah aktif sebagai dai Muhammadiyah. Ia sering berkeliling dari kampung ke kampung, menyampaikan dakwah ke masyarakat.
Oleh: Dr. Adian Husaini*
Mbah Safari termasuk generasi awal para mujahid yang mengembangkan dakwah Islam di lokasi Transmigrasi Batumarta. Ia bertransmigrasi tahun 1976. Ketika itu, dia sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dan sudah menjadi guru selama 20 tahun di daerah Bumiayu, Jawa Tengah. Pendidikan formalnya ditempuh di SPG. Pernah juga mengambil D-1 Bahasa Indonesia dan selama tiga tahun kuliah di Perguruan Tinggi Dakwah Islam (cabang) Purwokerto. Perguruan Islam PTDI didirikan oleh Letjen TNI Purn Sudirman, ayah dari Basofi Sudirman, yang pernah manjabat Gubernur Jawa Timur.
“Sejak awal, niat saya bertransmigrasi, disamping untuk urusan ma’isyah, juga untuk dakwah,” kata Mbah Safari. Dunia dakwah bukan hal asing baginya. Selama aktif sebagai guru di daerah Bumiayu, Safari juga sudah aktif sebagai dai Muhammadiyah. Ia sering berkeliling dari kampung ke kampung, menyampaikan dakwah ke masyarakat.


