Selasa, 19 Oktober 2010

Neraca Pemikiran

Neraca Pemikiran (1)

Senin, 03/08/2009 07:42 WIB | email | print | share
Oleh Nidlol Masyhud
Bismillâhirrahmânirrahîm
Manusia lahir membawa tiga potensi besar yang merupakan sarana asasi untuk menyerap ilmu pengetahuan dan mengenal kebenaran. Ketiga potensi yang tentunya merupakan nikmat agung ini adalah kemampuan untuk melakukan penginderaan secara langsung, menerima informasi dari luar, dan berpikir secara sehat. Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa, “Allah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Dan Allah jadikan untuk kalian pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran, agar kalian bersyukur”(QS. An-Nahl: 78).
Semakin optimal seorang manusia mendayagunakan indera, memori, dan rasionya secara tepat, semakin besar pula ilmu dan kebenaran yang diserap dan dikenalnya. Hal ini pada gilirannya akan menancapkan keyakinan-keyakinan yang lurus dan melahirkan tindakan-tindakan yang positif.
Sebaliknya, bila tiga potensi dasar ini diabaikan, atau digunakan tidak semestinya, maka yang lahir adalah kekeliruan berpikir. Kekeliruan berpikir—terutama dalam hal-hal yang krusial—adalah awal segala bencana. Kekeliruan berpikir itulah yang dalam sejarah alam raya merupakan cikal bakal munculnya keyakinan-keyakinan sesat dan perbuatan-perbuatan jahat. Allah Swt. menegaskan, “Dan telah Kami sediakan banyak jin dan manusia untuk (menjadi penghuni) Neraka Jahannam. Mereka punya hati tetapi tidak mereka gunakan untuk berpikir; mereka punya mata tetapi tidak mereka gunakan untuk melihat; mereka punya telinga tetapi tidak mereka gunakan untuk mendengar. Mereka itu layaknya binatang ternak, dan bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al-A’raf: 179).
Dosa Iblis yang mendurhakai perintah Allah Swt. untuk bersujud di hadapan Adam a.s. adalah dosa yang berakar pada kekeliruan berpikir. Ia membantah perintah tegas dari Allah itu dengan mengatakan, “Aku lebih baik darinya (Adam). Engkau menciptakan aku dari api, dan Engkau menciptakannya dari tanah!” (QS. Al-A’raf: 12).

 

Blogger news

Blogroll

About