Masih teringat kejadian sekitar satu bulan silam, seperti biasanya
aku bersama teman-teman melalui
perjalanan pulang dengan kereta rakyat. Memang denyut ekonomi terasa
begitu kencang di sini, ratusan orang yang hilir mudik ke sana kemari
demi sesuap nasi. Mulai dari penjual minuman keliling, tukang pecel,
mainan anak-anak, alat pijat refleksi, pulsa elektrik sampai yang
sekedar memberikan jasa penyemprot...an minyak wangi.
Hampir bisa
dipastikan kalau mereka bekerja setiap hari. Karena setiap kali menaiki
kereta ini hampir selalu menemui wajah-wajah mereka yang bekerja tak
kenal lelah.
Namun yang sedikit berbeda di hari itu adalah kami
ingin mencoba sedikit merasakan apa yang mereka rasakan. Bersama para
rombongan kami mencoba menapaki gerbong demi gerbong seperti yang mereka
lakukan. Jika dilihat dari kerjanya mungkin ini cuma pekerjaan sepele.
hanya menyebarkan lembaran-lembaran berisi ajakan tertentu kepada para
penumpang. Namun, ternyata pekerjaan ini membutuhkan persiapan mental
juga.
Karena karakter orang-orang tentunya berbeda-beda. Ada
yang menerima dengan senang hati, ada yang kebingungan, tidak mau
menerima bahkan sudah menolak sebelum dikasih. (mungkin dikira promosi
obat kali...hehehe.
Minggu, 29 Juli 2012
Sabtu, 28 Juli 2012
Taqwa dan Dimensi Sosial
Ini adalah tulisan yang dibuat 3 tahun yang lalu, namun semoga temanya masih relevan dengan momen kita saat ini, Momen Romadlon yang penuh keberkahan.
Sekitar 2 minggu yang lalu
kita mendengar berita menyedihkan, Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan
kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa
susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa
berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul
08.52.WIB.
Sekilas ketika kita mendengar dan memperhatikan berita tersebut, maka apa
yang terlintas dalam pikiran kita? Apakah seakan – akan ada sesuatu yang
mengusik kita dan membuat tidur tidak nyenyak, ataukah kita acuh tak acuh dan
tidak menghiraukan kejadian tersebut???
Disinilah
kecerdasan bermasyarakat atau kecerdasan sosial kita coba diketuk…..
Salah satu dari ciri-ciri ketaqwaan seorang muslim adalah
ia memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Dimensi ini tidak kalah penting
dibanding dengan dua dimensi lainnya yaitu emosional dan spiritual.
Secara jelas disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa salah satu ciri
orang yang bertaqwa adalah : “Yaitu orang-orang yang menginfaqkan hartanya
di waktu lapang maupun di waktu sempit….”(Q.S. 3 : 134)
Minggu, 03 Juni 2012
TRY OUT & DAUROH INTENSIF PERSIAPAN MASUK LIPIA
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA Jakarta) akan kembali membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk tahun akademik 1433/1434 H. yang akan dilaksanakan pada 4 s.d. 15 Juni 2012. Menindaklanjuti hal tersebut, maka Forum Silaturrahim dan Kajian Islam (FoSKI) LIPIA sebagai salah satu wajihah dakwah dan wadah mahasiswa Jawa Timur yang di LIPIA akan melaksanakan agenda tahunannya, "Try Out & Dauroh Intensif Persiapan Masuk LIPIA Jakarta 2012M / 1433H". Agenda ini bertujuan untuk membantu teman-teman calon thullab yang ingin mendaftar di LIPIA baik yang ingin masuk ke I'dad Lughawi maupun Ta'lim Takmily.
Untuk tahun ini, kota Reog Ponorogo terpilih menjadi tuan rumah pelaksana dauroh ini, tepatnya di Pon. Pes. Walisongo - Ngabar setelah pada tahun-tahun sebelumnya menjadi tuan rumah Dauroh non-intensif. Agenda ini merupakan salah satu rangkain agenda KIRAB (Kajian Islam dan Bahasa Arab) yang merupakan master piece kegiatan FoSKI selama liburan shoifiyah, yang terdiri dari dauroh intensif, non-intensif dan safari dakwah di Pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan di Jawa Timur.
Informasi lebih lengkap tentang Try Out & Dauroh Intensif sebagai berikut :
- Hari : Selasa s/d Selasa
- Tanggal : 17 Sya’ban s/d 5 Ramadhan 1433 H atau 17 s/d 24 Juli 2012 M
- Tempat : PP. Walisongo Ngabar, Ponorogo Jawa Timur.
- Khusus ikhwan
- Tamat SMA/MA atau yang sederajat
- Menguasai Bahasa Arab dasar (lisan dan tulis)
- Mengisi Formulir Pendaftaran
- Menyerahkan Foto terbaru 3×4 berwarna (2 lembar)
- Membayar Rp. 80.000,-
Dari Surabaya (Bungurasih)
Naik bus jurusan Terminal Seloaji Ponorogo, naik ojek ke PP. Walisongo Ngabar, Ponorogo atau dijemput oleh Najmu Fuady Assalim.
Dari Jogja, Solo, Semarang
Naik bus jurusan Terminal Bis Madiun, naik Bus Mini jurusan Terminal Seloaji Ponorogo, naik ojek ke PP. Walisongo Ngabar, Ponorogo atau dijemput oleh Najmu Fuady Assalim.
Cp :
0857 3556 2734 (A'ad)
0856 1430 826 (Ali)
Acara ini terselenggara berkat kerjasama:
FoSKI (Forum Silaturrohim dan Kajian
Islam) Mahasiswa Jawa Timur di LIPIA Jakarta
dengan
dengan
PP. Walisongo Ngabar, Ponorogo
Minggu, 20 Mei 2012
Hidup Tak Lekang dari Ujian
Oleh : Tajun Nashr Ms.*)
Hinaan dan cercaan itu tiada hentinya keluar dari mulut kotor para
penggunjing, makian, cacian bahkan penganiayaan fisik kerap beliau hadapi di
awal-awal dakwah agama yang hanif ini. Beliau sempat dicela sebagai tukang
sihir, dukun, bahkan dijuluki sebagai orang gila. Namun tak selangkah pun
beliau mundur dalam memperjuangkan risalah ini sampai datanglah pertolongan
dari Allah SWT pasca kepindahan beliau ke lahan dakwah baru yang pada akhirnya
berujung ada kemenangan hakiki berupa penaklukan dan pembersihan kembali kota
suci Allah dari aroma-aroma dan bekas-bekas kesyirikan.
Itulah buah dari keteguhan beliau selama ini dalam menghadapi ujian-ujian
dari Rabb-Nya, semua itu beliau hadapi dengan tegar tanpa mengeluh sedikitpun. Rasanya sudah cukup bagi kita contoh dan tauladan bagaimana keteguhan Nabi
Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai macam coba’an dan ujian. Sebab jika kita
renungkan secara mendalam, maka tidaklah kehidupan dunia ini kecuali
tahapan=tahapan test dan ujian yang kadarnya tentu bertahap tergantung dari
tingkat keimanan seseorang. Semua pemberian Allah baik berupa nikmat ataupun
musibah pada hakikatnya adalah ujian kehidupan. Dari sana akan nampak dengan
jelas, siapa yang benar-benar beriman dan orang-orang yang hanya
membenar-benarkan kemunafikannya.
Untuk itu dalam menghadapi segala aral melintang dalam perjalanan kehidupan
ini diperlukan suatu alat peredam goncangan (shock-breaker) untuk mengurangi
goncangan-goncangan yang ada, dan shock-breaker itu bernama kesabaran.
Ya...hanya dengan kesabaranlah pedihnya luka serasa gigitan semut belaka,
pedasnya cacian seakan-akan angin yang lewat begitu saja, pahitnya hidangan
ujian kehidupan serasa manis dan menyejukkan. Shock breaker ini pula yang bisa
mengurangi goncangan-goncangan dan letupan-letupan emosi amarah yang
berlebihan. Melalui ucapan “أستغفر الله العظيم” seakan-akan ada angin segar yang berusaha
mematikan kobaran amarah.
Rabu, 07 Maret 2012
KUFURKAH KITA ???
“Klik.....” suara pemanas nasi
yang menunjukkan jka nasi yang hangat sudah masak. Setelah didinginkan sebentar maka bulir-bulir putih
penuh karbohidrat itu pun siap disantap. Kenikmatannya akan semakin terasa
ketika perut yang diisi adalah perut-perut yang keroncongan. Kemudian cobalah
sejenak kita keluar rumah di pagi hari ba’da subuh menjelang matahari terbit.
Susurilah jalanan yang dipenuhi pepohonan rindang, hirup dan rasakanlah betapa
sejuknya udara yang telah kita hirup secara gratis mulai hari kita dilahirkan
sampai detik ini. Itu mungkin hanya
sebagian nikmat Allah yang mungkin sering kita lupakan. Padahal nikmat
kesehatan adalah nikmat yang mungkin baru terasa nilainya ketika kita ditimpa
musibah berupa penyakit dan lain sebagainya.
Indonesia, sebuah negeri di asia
tenggara yang terletak ribuan mil dari pusat wahyu ilahi, namun dengan rahmat-Nya Allah menjadikan negeri ini
sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Inilah sebenarnya
nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita.... yaitu nikmat hidayah.
Betapa tidak kita adalah termasuk salah satu dari 1,5 milyar dari total sekitar
6 milyar penduduk bumi saat ini yang dikarunai oleh Allah untuk memeluk agama rahmat ini. Nikmat lain yang tak kalah
besarnya adalah nikmat akal fikiran, yang membedakan antara manusia dan hewan.
Dengan perantara akal inilah maka manusia bisa meningkatkan taraf kehidupannya
dari masa ke masa, dan melalui perantaranya pula manusia bisa membedakan yang
salah dan benar, tentnunya jika akal ini diikat dengan suatu pengikat yang kuat
yaitu ikatan Syari’at islamiyah.
Maka
melalui kitab suci-Nya Allah mengingatkan kita akan kenikmatan-Nya :
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (الرحمن
: 13)
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman :13)
Allah mengulangi penyebutan
kalimat ini dalam sebanyak 31 kali dalam
ayat-ayat surat Ar-Rahman. Hasan Ibnul Fadl mengatakan : “Pengulangan
kalimat itu berfungsi untuk mengingatkan orang-orang yang lalai dan menguatkan
hujjah (tentang besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia).”
Bahkan ketika Para Jin mendengar
Nabi membaca Surat Ar-Rahman, setiap beliau membaca kalimat tadi mereka pun
mengatakan : ((Wahai Tuhan kami, tidak ada nikmat-Mu yang kami dustakan, dan
bagimu segala puji)).” Sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim, At-Tirmidzi dan Ibnul Mundzir dari
Jabir bin Abdillah.
Ikhwah
fillah ......
Kata “Kafir” atau “Kufur”
merupakan kata yang berbahaya jika ditodongkan dan dituduhkan serta
dipredikatkan kepada seseorang tertentu. Sebab menuduh seorang muslim
dengan kekafiran akan berakibat halal darahnya, mengharamkannya dari warisan,
pernikahan dengan muslim dan akibat-akibat fatal yang lain. Hal ini jika yang
dimaksud dengan kata ‘Kufur’ adalah lawan kata dari kata ‘Muslim’.
Langganan:
Komentar (Atom)

