“Klik.....” suara pemanas nasi
yang menunjukkan jka nasi yang hangat sudah masak. Setelah didinginkan sebentar maka bulir-bulir putih
penuh karbohidrat itu pun siap disantap. Kenikmatannya akan semakin terasa
ketika perut yang diisi adalah perut-perut yang keroncongan. Kemudian cobalah
sejenak kita keluar rumah di pagi hari ba’da subuh menjelang matahari terbit.
Susurilah jalanan yang dipenuhi pepohonan rindang, hirup dan rasakanlah betapa
sejuknya udara yang telah kita hirup secara gratis mulai hari kita dilahirkan
sampai detik ini. Itu mungkin hanya
sebagian nikmat Allah yang mungkin sering kita lupakan. Padahal nikmat
kesehatan adalah nikmat yang mungkin baru terasa nilainya ketika kita ditimpa
musibah berupa penyakit dan lain sebagainya.
Indonesia, sebuah negeri di asia
tenggara yang terletak ribuan mil dari pusat wahyu ilahi, namun dengan rahmat-Nya Allah menjadikan negeri ini
sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Inilah sebenarnya
nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita.... yaitu nikmat hidayah.
Betapa tidak kita adalah termasuk salah satu dari 1,5 milyar dari total sekitar
6 milyar penduduk bumi saat ini yang dikarunai oleh Allah untuk memeluk agama rahmat ini. Nikmat lain yang tak kalah
besarnya adalah nikmat akal fikiran, yang membedakan antara manusia dan hewan.
Dengan perantara akal inilah maka manusia bisa meningkatkan taraf kehidupannya
dari masa ke masa, dan melalui perantaranya pula manusia bisa membedakan yang
salah dan benar, tentnunya jika akal ini diikat dengan suatu pengikat yang kuat
yaitu ikatan Syari’at islamiyah.
Maka
melalui kitab suci-Nya Allah mengingatkan kita akan kenikmatan-Nya :
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (الرحمن
: 13)
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman :13)
Allah mengulangi penyebutan
kalimat ini dalam sebanyak 31 kali dalam
ayat-ayat surat Ar-Rahman. Hasan Ibnul Fadl mengatakan : “Pengulangan
kalimat itu berfungsi untuk mengingatkan orang-orang yang lalai dan menguatkan
hujjah (tentang besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia).”
Bahkan ketika Para Jin mendengar
Nabi membaca Surat Ar-Rahman, setiap beliau membaca kalimat tadi mereka pun
mengatakan : ((Wahai Tuhan kami, tidak ada nikmat-Mu yang kami dustakan, dan
bagimu segala puji)).” Sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim, At-Tirmidzi dan Ibnul Mundzir dari
Jabir bin Abdillah.
Ikhwah
fillah ......
Kata “Kafir” atau “Kufur”
merupakan kata yang berbahaya jika ditodongkan dan dituduhkan serta
dipredikatkan kepada seseorang tertentu. Sebab menuduh seorang muslim
dengan kekafiran akan berakibat halal darahnya, mengharamkannya dari warisan,
pernikahan dengan muslim dan akibat-akibat fatal yang lain. Hal ini jika yang
dimaksud dengan kata ‘Kufur’ adalah lawan kata dari kata ‘Muslim’.

