Minggu, 15 September 2013

KEHUJJAHAN HADITS AHAD DALAM MASALAH AQIDAH DAN HUKUM FIQIH

Oleh : Tajun Nashr 

PENGERTIAN HADITS AHAD

Secara bahasa kata أحاد  adalah bentuk jama’ (plural) dari kata أحد yang bermakna satu,  maka secara bahasa hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang.

Sedangkan pengertian hadits Ahad secara istilah adalah :
“Hadits yang tidak memenuhi salah satu atau seluruh persyaratan hadits mutawatir.”

Adapun persyaratan hadits mutawatir yang dimaksud adalah :
1.      Diriwayatkan oleh perawi yang jumlahnya cukup banyak
2.      Jumlah ini ada di setiap tingkatan sanad
3.      Mustahil secara adat mereka bersepakat untuk berbohong
4.      Cara penyampaian hadits melalui panca indra
Untuk itu maka setiap hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits mutawatir di atas maka bisa digolongkan menjadi hadits ahad.


FUNGSI HADITS AHAD
A.  Pengertian Dhanny dan Qath’iy
Sebelum membahas fungsi dari  hadits ahad maka ada baiknya terlebih dahulu kita bahas mengenai pengertian Qath’iy dan Dhanniy dalam dalil syar’i. Hal ini agar kita lebih mudah memahami fungsi dari hadits ahad tersebut.
1.      Secara Tsubutiyyah.
Secara penetapannya (tsubutiyyah), dalil syar’i dibagi menjadi dua macam :
Qath’iy Tsubut   : yaitu dalil yang bersifat pasti karena diriwayatkan dari banyak jalur.
Dhanny Tsubut : dalil yang masih ada kemungkinan tidak berasal dari Nabi karena jumlah perawinya yang hanya sedikit. Namun tingkat kemungkinan berasal dari nabi adalah 51-99%.
2.      Secara Dilalah.
Adapun dilihat dari segi maknanya (dilalah), maka dalil syar’i juga dibagi menjadi dua :
Qath’iy Dilalah : dalil yang menunjukkan pada makna tertentu yang dipahami dari dalil tersebut, serta tidak memiliki kemungkinan untuk ditakwilkan kepada makna selainnya.

Dhanniy Dilalah : dalil yang menunjukkan pada suatu makna tertentu tetapi bisa ditafsirkan ke dalam makna lain yang berbeda dari makna tersebut.
 

Blogger news

Blogroll

About